
Di balik gurihnya seporsi pangsit yang tersaji hangat di meja makan, ada cerita perjuangan seorang mantan pekerja migran yang kini sukses membangun kerajaan kecilnya di Yogyakarta. Namanya Bambang Sutrisno. Dulu, ia hanyalah salah satu dari ribuan TKI yang merantau ke Korea Selatan untuk mengadu nasib. Kini, ia dikenal sebagai pemilik “Jempol Food”, produsen kulit pangsit dan makanan beku yang produknya tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa.
Dari Negeri Ginseng ke Tanah Gudeg
Perjalanan Bambang ke Korea Selatan dimulai pada 2005 lewat program G to G. Harapannya sederhana: memperbaiki ekonomi keluarga. Namun realitas tak semudah bayangan. Ia sempat ditempatkan di lingkungan kerja yang keras dan penuh tekanan. Tapi justru di sanalah, ia banyak belajar—tentang kedisiplinan, manajemen industri, dan pentingnya perlindungan pekerja.
Selama bertahun-tahun, Bambang menabung bukan hanya uang, tapi juga ilmu. Ia mengamati bagaimana perusahaan-perusahaan Korea mengelola produksi, memperlakukan karyawan, dan membangun reputasi lewat kualitas.
Jempol Food: Dari Dapur Sederhana ke Rak Supermarket
Setelah kembali ke Indonesia, Bambang tak menunggu lama untuk memulai usaha. Bersama keluarganya, ia merintis produksi kulit lumpia secara rumahan. Meski dengan peralatan sederhana, Bambang bertekad untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Pelan tapi pasti, usahanya berkembang. Ia memberi nama bisnisnya “Jempol Food”—simbol dari kepuasan dan kualitas.
Kini, Jempol Food memproduksi berbagai jenis makanan beku seperti kulit pangsit, kulit lumpia, mie telur, hingga dimsum. Produk-produknya tak hanya dijual secara online, tapi juga tersedia di supermarket besar dan hotel di berbagai kota di Jawa.
Bisnis Berkelas, Karyawan Sejahtera
Tak hanya sukses secara bisnis, Bambang juga membawa nilai-nilai yang ia pelajari dari Korea ke dalam sistem kerjanya. Karyawan di perusahaannya mendapatkan jaminan kesehatan, dana pensiun, hingga dukungan keuangan untuk keperluan mendesak. Ia bahkan melarang karyawannya membeli motor secara kredit—demi menjaga kesehatan finansial mereka.
Baginya, bisnis yang sehat adalah bisnis yang tumbuh bersama seluruh elemen di dalamnya.
Dari Jogja untuk Dunia
Bambang Sutrisno adalah contoh nyata bahwa kerja keras, pengalaman, dan tekad bisa mengubah nasib seseorang. Dari pekerja migran di negeri asing, kini ia menjadi pengusaha sukses di negeri sendiri. Ia membuka lapangan kerja, memberi inspirasi, dan membuktikan bahwa setiap perjalanan hidup—seberat apa pun—pasti bisa berbuah manis jika dijalani dengan sungguh-sungguh.
“Apa pun yang kita pelajari di luar negeri, harus bisa kita bawa pulang dan bermanfaat untuk orang banyak,” ujar Bambang.